Masjid Berusia 123 Tahun Peninggalan Pangeran Diponegoro


Mediapublik.press (Budaya) - Mojokerto (Jatim)  Sejarah penyebaran agama islam tak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah belanda di berbagai daerah. Salah satunya adalah masjid yang dibangun di masa  perjuangan Pangeran Diponegoro beserta pengikutnya yakni masjid Baiturahmah Di Desa Pesanggrahan,  Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur. 

Masjid Baiturahmah di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo  Kabupaten Mojokerto ini merupakan peninggalan paling bersejarah dan bukti penyebaran Agama Islam di jaman perjuangan Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah kolonialisme Hindia-Belanda . Masjid yang kini sudah berusia 123 tahun ini masih terawat dengan baik. Sekilas masjid ini tak ubahnya seperti masjid-masjid pada umumnya, namun mempunyai nilai historis yang sangat tinggi.

Tidak diketahui secara pasti  kapan dibangunnya masjid ini,konon sebelum dibangun  masjid ini dulunya adalah sebuah surau kecil. Oleh Bupati Ke-Tujuh Mojokerto Raden Adipati Kromojoyo Adinegoro, surau kecil itu dibangun menjadi masjid dengan sebuah menara pada tahun 12 juni 1892. Hal ini terlihat jelas dari dua prasasti yang masih menempel di dinding depan masjid.   Meski telah mengalami pemugaran beberapakali sejumlah ornamen bangunan dibiarkan masih asli,diantaranya ventilasi masjid dengan empat tiang soko guru berukirkan kaligrafi Arab.

Yang paling unik adalah menara dengan ketinggian sekitar 50 meter di sebelah utara masjid yang  dulu digunakan oleh muadzin mengumandangkan adzan. Selain Itu  tempat wudlu berbentuk padasan  atau sebuah bak dengan diameter dua meter , juga masih asli. Di sebelah barat bangunan masjid  terdapat makam Raden Mas Ngabehi Tirtodiharjo yakni pewakaf tanah masjid ini.

Dari hasil penelitian pakar sejarah masjid ini adalah peninggalan Pangeran Diponegoro saat terjadinya Perang Jawa di tahun 1825 hingga 1830. Selain itu masjid ini juga menjadi tempat persinggahan para pengikut Diponegoro melawan penjajahan Belanda.

Selama bulan ramadhan,di masjid ini diadakan berbagai kegiatan oleh warga desa setempat, mulai taman baca qur’an (TPQ) untuk anak-anak  pengajian orang dewasa sebelum buka puasa serta kegiatan tadarus al quran. (hari)

Copy

MEDIA PUBLIK

Media Cerdas Bangsa
    Facebook Comment
    Google Comment

0 comments:

Post a Comment