Si Cantik Yang Dangkal


Mediapublik.press (Index) - Oleh: Lila Djakaria   Teramat cantik bila kita melihatnya, teramat indah bila kita ada didekatnya. Merasakan kehangatan yang begitu menawan membuat kita semakin bersyukur saat senja datang, mega menari indah di langit cerah. Sempurna! Berlari menyaksikan semuanya walau waktu menahan kita untuk tak pergi menyambutnya. Betapa sibuknya diri hingga lupa ada yang begitu istimewa untuk disaksikan dan begitu sedih jika terpaku menatapnya. Tempat ini, yah.. tempat begitu cantik, sebuah danau yang terbaring melukis indah mega dan menyambut matahari yang merindu pada bumi. Tetapi jangan terbuai dengan cantiknya, tak tahukah kalian, bahwa dia merintih dalam tenangnya air. Ingin meminta pertolongan dari kita yang memiliki kuasa atas cantiknya. Danau ini akan berkata “ Selamatkan Aku”.

Danau Limboto kita yang cantik oh Bulalo lo limutu! danau yang sering diceritakan oleh  para leluhur kita tentang awal keberadaan danau ini memiliki luas yang begitu besar dan air begitu dalam, yang katanya begitu memikat, seperti terpikatnya Jilumoto pada Bidadari yang bernama Mbui Bungale pemilik paras nan cantik. Mereka menjadi legenda terjadinya danau Limboto. 

Masihkah danau ini memiliki luas yang begitu besar dan air begitu dalam?  Saat cantiknya hanya terlihat sepintas saja padahal degradasi merangkulnya, spesies eceng gondok menjamahnya dan sedimentasi mengancam keberadaannya. Semakin berkurangnya luasan perairan danau menyebabkan menurunnya fungsi danau sebagai kawasan penampung air sehingga berpotensi terjadinya banjir dan kekeringan di sekitar wilayah kawasan danau.

Kita selalu berharap menikmati cantiknya danau ini tanpa menatapnya dengan kesedihan ketika mengingat lagi keadaan sebenarnya memilukan. Banyak upaya telah dilakukan oleh orang-orang yang dianggap merasa punya andil atas kecantikannya, jika orang-orang itu dan kita hanya berjalan sendiri-sendiri tidak seirama menyelamatkannya, apakah kecantikannya tetap terjaga? Atau hanya akan menjadi legenda untuk anak cucu kita!  sementara danau ini diperdiksi akan menjadi daratan bila hanya beberapa orang saja yang mau bertanggung jawab atasnya. Miris saat melihat panorama indahnya menghilang. Kita masih punya waktu menyelamatkan si cantik yang dangkal ini dari masa kritisnya, dengan menyelamatkannya dari tangan-tangan jahil yang berusaha merenggut kecantikannya.  (Andhara)

Copy

MEDIA PUBLIK

Media Cerdas Bangsa
    Facebook Comment
    Google Comment