Ratusan Petani Usir Paksa Karyawan Perusahaan


Mediapublik.press (Daerah) - Pasangkayu (Sulbar) Konflik lahan yang melibatkan petani kelompok Barubu dengan perusahaan perkebunan PT. Widya Unggul Teknologi Lestari kembali memanas. Kamis kemarin, ratusan petani kelompok Barubu mengusir paksa karyawan perusahaan dari base camp yang berdiri dilahan sangketa. Ini dilakukan karena adanya salah satu komitmen bersama yang tidak dipatuhi oleh pihak perusahaan.

Mulanya mereka  meminta secara baik- baik karyawan tersebut untuk mengosongkan base camp, namun salah seorang karyawan melakukan perlawanan, sontak hal itu memicu emosi massa. Massa kemudian, merangsek masuk ke base camp karyawan tersebut dan nyaris menganiayanya,beruntung karyawan itu segera melarikan diri. Massa yang merangsek menggunakan parang panjang, membuat beberapa sejumlah anak-anak dan ibu-ibu yang ada di base camp tersebut menangis histeris bahkan ada yang jatuh pingsan.

Sementara itu tiga personil kepolisian yang tiba beberapa menit kemudian,pun tidak mampu menenangkan massa yang telah tersulut emosi, karena kalah jumlah. Guna menghindari bentrokan yang lebih luas sejumlah karyawan lainnya yang ada di base camp memilih pergi tanpa perlawanan.

" Lahan ini milik kami, ini kebun kami. Dulu kami diusir paksa oleh perusahaan dengan menggunakan kekuatan aparat, sehingga kami terpaksa meninggalkanya" ujar salah seorang petani kelompok Barubu, Sujianto, Kamis 13 Agustus.

Menanggapi aksi petani ini, Humas PT. Unggul, Novri mengaku tidak tahu menahu apa alasan mereka mengusir paksa karyawannya. Aksi tersebut sambung dia telah dilaporkannya ke pihak yang berwajib. Sementara mengenai sejumlah karyawan yang diusir dari base camp tersebut saat ini masih ditampung disebuah gereja diperusahaannya.

" Semuanya kami serahkan kepada penegak hukum untuk diproses. Kalaupun mereka mengklaim ada kesepakatan yang kami langgar, tolong tunjukan ke kami surat kesepakatan itu" terangnya. (joni)

Copy

MEDIA PUBLIK

Media Cerdas Bangsa
    Facebook Comment
    Google Comment

0 comments:

Post a Comment